Jakarta - Badan Karantina Indonesia (Barantin) memaparkan laporan keuangan tahun anggaran 2024 dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR RI. Paparan tersebut mencakup realisasi anggaran, neraca, laporan operasional, perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan.

Barantin mencatat realisasi pendapatan negara sebesar 415,634 miliar rupiah atau 113,84 persen dari estimasi pendapatan sebesar 365,096 miliar rupiah, dan realisasi belanja mencapai 1,358 triliun rupiah atau 98,03 persen dari alokasi anggaran sebesar 1,385 triliun rupiah.

Dari pendapatan operasional Rp415 miliar dan beban operasional 1,34 triliun rupiah tercatat defisit operasional sebesar 931,26 miliar rupiah. Meski mengalami defisit, Barantin dinilai tetap mampu menunjukkan efisiensi dalam pengelolaan anggaran.

Dari sisi neraca, Barantin memiliki total aset sebesar 1,21 triliun, terdiri atas aset lancar, aset tetap, dan aset lainnya. Nilai kewajiban tercatat Rp13,61 miliar, sementara ekuitas mencapai Rp1,19 triliun.

Dalam laporan perubahan ekuitas, Barantin memulai tahun 2024 tanpa saldo awal ekuitas dan mencatat ekuitas akhir tahun sebesar 1,19 triliun rupiah, dengan Catatan atas laporan keuangan (CaLK) pada Tahun 2024 terjadi alih status penggunaan Barang Milik Negara (BMN) yang berasal dari Kementerian Pertanian serta Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Catatan yang menjadi perhatian adalah terkait pengelolaan aset tetap dan pertanggungjawaban belanja yang perlu ditingkatkan. Komisi IV DPR RI meminta Barantin untuk menindaklanjuti temuan dan melakukan perbaikan sesuai rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI). Menanggapi hal tersebut, Barantin menyampaikan komitmennya untuk terus memperkuat tata kelola keuangan serta akuntabilitas, dan secara konsisten menindaklanjuti hasil audit demi meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada tahun berikutnya.

NarahubungKepala Biro Hukum dan Humas, Sekretariat Utama Badan Karantina Indonesia

RDP Komisi IV DPR RI, Barantin Paparkan Laporan Keuangan 2024